Sugeng Rawuh

Sugeng Rawuh.....

Disetiap menara kehidupan yang tinggi akan senantiasa hadir Manusia-manusia mercusuar yang menerangi kehidupan di sekelilingnya dengan cahayanya yang terang benderang (Anis Matta)

Minggu, 15 Mei 2011

Yang Mereka Butuhkan hanya K.a.s.i.h S.a.y.a.n.g

“Adakah yang salah dengan “terlalu dekat dengan murid?”….ane Cuma ngasih pelajaran tambahan ko…pelajaran tentang hidup yang susah disampaikan di ruang formal “

Bismillah…..hesti = masalah….kek’a pangkat itu udah melekat banget di ane punya jiwa dan raga serta muka….udah kek dajjal yang punya cap dijidatnya….yayayaya….sesuatu menjadi “masalah atau bukan masalah” tampaknya hanya tentang bagaimana kita memandang si “sesuatu”……*sekian pengantar yang mubah dari ane ini…pengantar yang penting ga, ga penting ga, penting ga penting*

Tentang sebuah dunia yang sedang dan akan selalu ane geluti sampai akhir hayat….(insya allah) dunia pendidikan….pendidikan dalam arti luassss…. Bukan hanya pendidikan yang terpenjara di sebuah ruangan berukuran 8 x 8 m bernama kelas (atau tepatnya camp konsentrasi ?)  dan ruangan bernama S.E.K.O.L.A.H 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   
Pernah nonton Gokusen ? pernah lihat betapa siswa2 disana berperilaku layaknya preman cilik ? ya…kurang lebih itulah kondisi yang sedang ane alami di sekolah tempat ane berlatih untuk menjadi guru –yang katanya guru professional- entah menurut standar siapa. Dan begitupun ane harus menjelma menjadi Yankumi….walaupun ane bukan anak Yakuza…Cuma anak Jawara Banten aje *pretttt*…hhehehe….Tahukah ? betapa dunia pendidikan benar-benar indah dan penuh tantangan….dengan beban tanggung jawab yang sangat berat…dan terkadang tidak mengenal kuadran “hak” bagi para pendidik (wajar mungkin jika orang menyebut para pendidik sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”)…betapa beratnya….sampai-sampai seorang Pramoedya A Toer berucap “ Jika kau tidak benar2 ingin menjadi guru…maka tinggalkanlah…karena menjadi guru itu berat…kau harus membuka pintu-pintu kebajikan pada setiap diri anak”….yup begitulah kurang lebih kutipannya….

Pendidikan….sesuatu yang ane pahami sebagai sebuah proses kompleks yang melibatkan begitu banyak hal….guru, siswa, motivasi, pendidikan nilai, ilmu, pengetahuan, kehidupan, karya, orang tua, lingkungan, pembelajaran, belajar, dll…..sebuah kegiatan yang tidak hanya berbicara tentang proses mentransfer materi dari buku pelajaran kepada siswa…tapi juga berbicara tentang proses bagaimana siswa menjadi arif, bijaksana, dan memiliki pandangan yang luas dan dalam tentang kehidupan oleh sebab ilmunya. Dan sayangnya….proses yang kedua ini seringkali tidak tersentuh di ruang-ruang kelas…pembelajaran tentang hidup pun tak pernah dikondisikan di kelas ataupun sekolah…lalu pertanyaannya…bagaimana siswa mau belajar tentang hidup jika tidak pernah dibelajarkan ? bahkan tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pun tidak…haaaah….Betapa kelas dan RPP hanya mengakomodir proses transfer materi saja….

Yah intinya mah….ane sedang terbentur pada kondisi dilematis,,,,antara dikejar standar kompetensi (bermain di kuadran materi belajar) dan mata pelajaran tentang kehidupan yang juga harus disampaikan….so….jadilah ane membuat jam pelajaran tambahan untuk beberapa anak yang katanya “bandel dan harus dijauhi” *anak teh serasa penyakit yang harus dijauhi – hah asa teu kudu- *….daaan….sekolah yang biasanya selesai pada pukul 12.00 bertambah menjadi pukul 16.00…..mata pelajaran yang simple….hanya bertanya tentang mimpi mereka, apakah mereka suka di sekolah, curhat, ngerujak atau nyeblak bareng, dan bercanda…..tidak perlu ruang kelas yang terlihat begitu angkuh…cukup di bawah pohon mangga dan perosotan milik anak2 TK….:D

Dan karena mata pelajaran tambahan inilah kami (ane dan seorang teman) dipanggil oleh seorang guru senior :

“Ibu…..kemarin pulang jam berapa? Seperti yang saya bilang kemarin bu….jangan terlalu dekat n terlalu baik sama mereka…jangan dikasih hati anak-anak mah…nanti ngelunjak…ya ibu pasti tau lah…klo antara guru dan siswa harus tetap ada jarak…jadi cukup hubungan formal saja”

Dan ane pun Cuma bisa senyum miris krik krik….: D

Salahkah dekat dengan siswa ? hmmm….kaga ada korelasinya antara terlalu dekat dengan siswa sama siswa jadi ngelunjak…huah…geje pisan…ane hanya ingin tahu lebih dalam tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang kehidupannya…agar tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa anak-anak itu adalah anak-anak yang “bandel, nakal, tidak menghormati guru, dan b.o.d.o.h”…..seandainya guru-guru terhormat itu mau sedikit saja sabar dan tidak gegabah berkata “ibu…anak-anak disini mah susah belajar…bandel….bodoh…ga pernah hormat sama guru…ga sopan….ah…susah lah pokok’a” mungkin anak-anak akan bisa berubah menjadi lebih baik…bukankah itu esensi pendidikan ? membawa mereka dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang….memang tidak mudah….tapi bukan tidak mungkin….
Jika semua guru hanya ingin mengajar mereka yang baik hati, cerdas, tertib, mudah diatur, sopan dan rajin menabung :D serta kaya raya….lalu siapa yang akan mengajarkan anak-anak yang katanya tidak baik hati, tidak cerdas, tidak tertib, sulit diatur, tidak sopan, tidak rajin menabung, serta tidak kaya ?....pernakah guru bertanya pada murid “apa mimpi kamu kedepan?”….”kenapa ga pernah masuk kelas? Ada yang membuatmu tidak nyaman di kelas?”….”apa yang membuatmu kesulitan belajar?”….”nyaman ga di sekolah ini?”……sehingga pada akhirnya kita tidak dengan mudahnya menyimpulkan dan memberikan gelar-gelar buruk pada mereka…

Ibu guru yang terhormat…tahukah…anak2 yang kau anggap bandel dan termarginalkan itu….juga punya banyak kebaikan dan potensi….tahukah…hari ini…ia yang tidak pernah sopan padamu dan tidak pernah masuk kelas itu….menjadi anak yang baik dan mau mengikuti pelajaran yang ane ajar :D…duduk tenang…dan memperhatikan dengan serius…..atau…ia yang masih belum memiliki bayangan tentang masa depannya itu…sudah mantap akan meneruskan kuliah ke NHI…mengejar mimpinya menjadi cheff….tahukah ? ia yang begitu labil karena latar belakang hidupnya yang broken home itu….yang hobi ke dugem untuk melepaskan masalah….yang lebih memilih diam di sekolah dan tidak memiliki teman…akhir-akhir ini…menjadi anak yang begitu dewasa memandang hidupnya dan dekat dengan Tuhannya….juga sudah 2 minggu tidak lagi ke dugem :D…

Naaahhh…klo efeknya adalah mereka ngelunjak….hmmm…mungkin ibu2 senior memiliki sense of humor yang rendah…atau jika memang beberapa kali ada perilaku yang ga pas sebagai seorang murid…ya tugas kitalah untuk membelajarkan pada mereka bagaimana menempatkan diri…inilah hidup…dunia yang penuh dengan proses belajar tanpa batas dan tanpa henti…inilah kehidupan yang mengenal dua tugas secara bersamaan…tugas menjadi siswa sekaligus guru….tugas belajar sekaligus membelajarkan ^_^ _4 x 4 sama dengan 16 sempat tidak sempat harus dibalas_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jejak Kamera

Jejak Kamera
Pagi di Yogya